Selama
ini banyak orang menganggap bahwa jika seseorang memiliki tingkat
kecerdasan intelektual
(IQ) yang tinggi, maka orang
tersebut memiliki peluang untuk meraih kesuksesan yang lebih besar di
banding orang lain. Pada
kenyataannya, ada banyak kasus di
mana seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang tinggi
tersisih dari orang
lain yang tingkat kecerdasan
intelektualnya lebih rendah. Ternyata IQ (Intelligence Quotient) yang
tinggi tidak menjamin seseorang
akan meraih kesuksesan.
Daniel Goleman,
seorang profesor dari Universitas Harvard menjelaskan bahwa ada
ukuran/patokan lain yang menentukan
tingkat kesuksesan seseorang. Dalam bukunya yang terkenal, Emotional
Intelligence, membuktikan
bahwa tingkat emosional manusia
lebih mampu memperlihatkan kesuksesan seseorang.
Intelligence
Quotient (IQ) tidak dapat berkembang. Jika seseorang terlahir dengan
kondisi IQ
sedang, maka IQ-nya tidak pernah
bisa bertambah maupun berkurang. Artinya, jika seseorang terlahir dengan
kecerdasan intelektual
(IQ) yang cukup, percuma saja dia
mencoba dengan segala cara untuk mendapatkan IQ yang superior (jenius),
begitu pula sebaliknya.
Tetapi, Emotional Quotient(EQ) dapat
dikembangkan seumur hidup dengan belajar.
Kecerdasan
Emosional (EQ) tumbuh seiring pertumbuhan seseorang sejak lahir hingga
meninggal
dunia. Pertumbuhan EQ dipengaruhi
oleh lingkungan, keluarga, dan contoh-contoh yang didapat seseorang
sejak lahir dari orang
tuanya. Kecerdasan Emosi menyangkut
banyak aspek penting, yang agaknya semakin sulit didapatkan pada manusia
modern, yaitu:
|
Selasa, 15 Mei 2012
IQ & EQ
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar